SATUAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING

SATUAN LAYANAN

BIMBINGAN DAN KONSELING

  1. Topik Bahasan                   : Peran Membina Hubungan Baik dengan Teman Sebaya.
  2. Bidang pengembangan      : Kehidupan Sosial
  3. Jenis Layanan                    : Penguasaan Konten
  4. Fungsi layanan                  : Fungsi Pemahaman,  pencegahan, pemeliharaan dan pengembangan.
  5. Tujuan Layanan                :
  • Agar Siswa mengenal dan memahami hubungan yang baik dengan temannya.
  • Siswa mampu bersikap dan berperilaku baik dalam bersosialisasi dengan teman sebayanya.
  • Siswa mempunyai kecakapan-kecakapan untuk memulai dan mempertahankan hubungan yang harmonis dengan teman sebayanya.
  1. Sasaran Layanan                                : Siswa kelas XI IPS
  2. Uraian Kegiatan dan materi layanan  :
  • Penyampaian materi mengenai pertemanan yang baik
  • Tanya jawab
  • Simulasi mengenai komunikasi yang sehat dalam pertemanan
  • Pemberian tugas mengenai keterampilan dalam berteman melalui LKS
  • Penyampaian 1 atau 2 orang Siswa mengenai LKS yang telah di tulisnya.
  • Pemberian kata-kata motivasi
  • Penilaian Segera  : menanyakan pemahaman siswa mengenai materi yang disampaikan dan melihat  jawaban siswa di LKS yang telah dibagikan
  • Penilaian Jangka Pendek  : Mengamati perilaku siswa di dalam atau di luar kelas dengan teman-temannya.
  • Penilaian Jangka Panjang : Melihat kekompakan mereka untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang positif dalam menjaga hubungan baik mereka.
  1. Metode                                    : Ceramah, tanya jawab, Bermain Peran, pemberian tugas.
  2.  Tempat Penyelenggaraan       : Ruang kelas
  3. Waktu dan tanggal                  : Senin, 17 Juni 2013
  4. Penyelenggara Layanan          : Guru Pembimbing
  5. Pihak-pihak yang disertakan   : Kepala sekolah, Guru pembimbing
  6. Alat dan perlengkapan            : Laptop, infokus, powerpoint, lembaran LKS Loudspeaker.
  7. Rencana penilaian                   :
  1. Keterkaitan layanan ini dengan layanan/kegiatan pendukung lain: Himpunan Data
  2. Catatan khusus                                              :

…………………………………………………………………………………………

Mengetahui:                                                                           Surakarta,  13 Juni 2013

Kepala Sekolah                                                                    Guru Bimbingan Konseling

 

……………………….                                                           ……………………….

 

BUDGET PENJUALAN

BUDGET PENJUALAN

  1. A.   Pengertian Budget Penjualan

Glenn A. Welsch mendefenisikan anggaran sebagai berikut:

Pro fit planning and control may be broadly as de fined as sistematic and formalized  approach  for accomplishing the planning, coordinating and control responsibility of management”.

Dari pengertian tersebut, anggaran dikaitkan dengan fungsi-fungsi dasar manajemen yang meliputi fungsi perencanaan, koordinasi dan pengawasan. Jadi bila anggaran dihubungkan fungsi dasar manajemen maka anggaran meliputi fungsi perencanaan, mengarahkan, mengorganisasi dan mengawasi setiap satuan dan bidang-bidang organisasional didalam badan usaha.

Marwan (1991) menyatakan, “Penjualan adalah suatu usaha yang terpadu untuk mengembangkan rencana-rencana strategis yang diarahkan pada usaha pemuasan kebutuhan dan keinginan pemebeli, guna mendapatkan penjualan yang menghasilkan laba”.

Maka dari itu yang dimaksud dengan Budget penjual (Sales Budget) ialah Budget yang merencanakan secara lebih terperinci tentang penjualan perusahan selama periode yang akan datang, yang di dalamnya meliputi rencana tentang jenis (kualitas) barang yang akan dijual, jumlah (kuantitas) barang yang akan dijual, harga barang yang akan dijual, waktu penjualan serta tempat (daerah) penjualannya.

Dari pengertian tersebut, jelaslah bahwa budget penjualan hanyalah merupakan salah satu bagian saja dari seluruh rencana perusahaan di bidang pemasaran (sales planning). Beberapa rencana perusahaan di bidang pemasaran yang lain misalnya:

  1. Rencana tentang sasaran atau tujuan pemasaran selama periode yang akan datang, seperti misalnya mencapai laba maksimal, penetrasi pasar ( market penetration ), pengembangan pasar (market develovment), mempertahankan market share, memperkenalkan produk baru, dan sebagainya.
  2. Rencana tentang organisasi penjualan yang akan dipergunakan selama periode yang akan datang.
  3. Rencana tentang saluran disrtibusi yang akan dipergunakan selama periode yang akan datang.
  4. Rencana tentang biaya distribusi selama periode yang akan datang.
  5. Rencana tentang media-media promosi yang akan dipergunakan selama periode yang akan datang.
  6. Rencana tentang biaya promosi selama periode yang akan datang.
  7. Rencana tentang pengembangan produk selama periode yang akan datang, dan sebagainya.
  8. Kegunaan Anggaran Penjualan

Secara umum, semua budget termasuk budget penjualan mempunyai tiga kegunaan pokok yaitu sebagai pedoman kerja, sebagai alat pengkoordinasian kerja dan sebagai alat pengawasan kerja yang menbantu menajeman dalan memimpin jalannya perusahaan. Sedangkan secara khusus, budget penjualan berguna sebagai dasar penyusunan semua budget-budget dalam perusahaan, sebab bagi perusahaan yang menghadapi pasar bersaing, budget penjualan harus disusun paling awal daripada semua budget yang lain yang ada dalam perusahaan.

  1. Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Penyusunan Anggaran Penjualan

1. Faktor Intern

Yang termasuk dalam faktor intern adalah data, informasi, dan pengalaman yang terdapat didalam perusahaan sendiri. Faktor- faktor tersebut antara lain berupa:

  1. Penjualan tahun-tahun yang lalu meliputi baik kualitas, kuantitas, harga, waktu maupun tempat penjualannya.
  2. Kebijaksanaan perusahaan yang berhubungan dengan masalah penjualan, seperti tentang pemilihan saluran distribusi, pemilihan media-media promosi, cara penetapan harga jual dan sebagainya.
  3. Kapasitas produksi yang dimiliki perusahaan serta kemungkinan perluasannya diwaktu yang akan datang.
  4. Tenaga kerja yang tersedia, baik jumlahnya maupun keterampilan dan keahliannya, serta kemungkinan pengembangannya diwaktu yang akan datang.
  5. Fasilitas-fasilitas lain yang dimiliki perusahaan, serta kemungkinan perluasannya diwaktu yang akan datang.

2. Faktor Ekstern

Yang termasuk dalam faktor ekstern adalah data, informasi, dan pengalaman yang terdapat di luar perusahaan, tetapi di sana mempunyai pengaruh terhadap budget penjualan perusahaan. Faktor-faktor tersebut antara lain berupa:

  1. Keadaan persaingan dipasar.
  2. Posisi perusahaan dalam persaingan.
  3. Tingkat pertumbuhan penduduk.
  4.  Tingkat penghasilan masyarakat.
  5. Elastisitas permintaan terhadap harga barang yang dihasilkan perusahaan, yang terutama akan mempengaruhi dalam merencanakan harga jual dalam budget penjualan yang akan disusun.
  6. Agama, adat- istiadat, dan kebiasaan-kebiasaan masyarakat.
  7. Berbagai kebijakan pemerintah baik dibidang politik, ekonomi, sosial, budaya, maupun keamanan
  8.  Keadaan perekonomian nasional maupun internasional.
  9. Kemajuan teknologi, barang-barang substitusi, selera konsumen dan kemungkinan perubahannya, dan sebagainya.
  10. Bentuk Anggaran Penjualan

Tidak ada suatu bentuk standar yang harus dipergunakan oleh perusahaan jika akan menyusun budget penjualan. Ini berarti tiap-tiap perusahaan mempunyai kebebasan untuk menentukan bentuk serta formatnya. Namun harus mencakup rencana tentang jenis (kualitas) barang yang akan dijual, jumlah (kuantitas) barang yang akan dijual, harga barang yang akan dijual, waktu penjualan serta tempat (daerah) penjualan.

  1. Beberapa Hal Yang Perlu Diperhatikan Dalam Penyusun Anggaran
    1. Rincian jumlah dan jenis produk perusahaan.

Anggaran penjualan hendaknya menyebutkan dengan jelas jenis produk yang akan dijual serta jumlah unit dari masing-masing produk tersebut. Walaupun nantinya seluruh penjualan akan dijumlahkan, namun untuk keperluan pengawasan perlu masing-masing jenis peroduk yang dijual tersebut diketahui jumlahnya.

  1. Rincian daerah pemasaran.

Dewasa ini merupakan hal yang umum apabila suatu perusahaan mempunyai daerah pemasaran yang cukup luas. Bagi perusahaan-perusahaan seperti ini di dalam penyusunan anggaran penjualannya perlu untuk memperlihatkan kemana saja produk perusahaan tersebut akan dijual. Hal ini sangat membantu para pelaksana penjualan serta memudahkan pengawasan penjualan. Pada umumnya daerah pemasaran yang luas ini akan dibagi menjadi beberapa daerah pemasaran dengan dasar-dasar tertentu yang sesuai dengan kondisi perusahaan. Dasar yang paling umum digunakan adalah letak geografis dan tidak jarang pula yang mempergunakan pembagian atas dasar kota tujuan atau kelompok kota tujuan pemasaran.

  1. Diskriminasi harga

Didalam penentuan harga jual produk, terdapat beberapa perusahaan yang menetapkan harga yang sama bagi penjualan produknya untuk seluruh daerah pemasaran yang ada. Namun demikian tidak disangkal pula bahwa terdapat beberapa perusahaan yang menerapkan kebijakan diskriminasi harga untuk daerah yang berbeda. Untuk perusahaan-perusahaan semacam ini harga yang dapat ditentukan untuk masing-masing daerah pemasaran tersebut harus jelas sehingga dapat diketahui dan diawasi pelakksanaannya dengan mudah. Jika harga untuk masing-masing daerah pemasaran ini tidak dijelaskan maka penjualan produk perusahaan tersebut akan mengalami beberapa kesulitan didalam pemantauannya, karena terdapat beberapa harga yang berbeda antara satu daerah dengan daerah pemasaran yang lainnya.

  1. Potongan harga

Didalam pelaksanaan penjualan produk perusahaan sangat sering dijumpai adanya potongan harga. Bagi pembeli atau distributor yang membeli dalam jumlah tertentu, atau pembayarannya dengan jangka waktu tertentu seringkali mendapatkan perlakuan harga yang berbeda. Untuk memudahkan pengawasan penjualan produk perusahaan ini, maka didalam anggaran yang disusun seharusnya disebutkan seberapa banyak potongan yang akan diberikan oleh perusahaan sehubungan dengan pembelian dengan persyaratan-persyaratan khusus tersebut. Pengawasan pemberian potongan pembelian ini akan lebih mudah apabila perusahaan telah mempersiapkan didalam anggaran yang ddisusun tersebut. Bagi perusahaan-perusahaan dimana potongan pembelian ini merupakan hal yang rutin, misalnya dihubungkan dengan waktu pembayaran, maka lebih baik bila anggaran penjualan yang disusun tersebut dilengkapi dengan anggaran potongan pembelian. Pelaksanaan penyusunan anggaran ini dapat disusun sendiri atau berdiri sendiri, namun tidak jarang pula yang langsung digabungkan dengan anggaran penjualan yang ada.

  1. Pada umumnya anggaran penjualan ini disusun untuk satu periode atau satu tahun.

Namun untuk keperluan perencanaan, koordinasi dan pengawasan dalam perusahaan tersebut selayaknya anggaran penjualan yang disusun ini juga dilengkapi dengan rincian penjualan bulanan. Bahkan beberapa perusahaan yang mendasarkan penyusunan anggaran penjualan dari pada pengecer, agen dan distributor, tidak jarang disusun perencanaan penjualan produk perusahaan perbulan dahulu baru kemudian dijadikan perencanaan tahunan dengan jalan menjumlahkan seluruh penjualan bulanan yang ada. Namun bagi perusahaan yang menyusun peramalan penjualan tahunan, pada umumnya pemecahan perencanaan penjualan bulanan ini akan dilaksanakan atas dasar pola penjualan bulanan yang telah ada dari beberapa periode yang telah lalu. Atas dasar pola ini ditentukan berapa besarnya jumlah penjualan perbulan pada periode yang bersangkutan.

Dengan mempertimbangkan kepada beberapa hal tersebut diatas, maka anggaran penjualan produk perusahaan dapat disusun. Semakin jelas anggaran penjualan dalam perusahaan tersebut disajikan, semakin mudah pula manajemen perusahaan yang bersangkutan melaksanakan koordinasi dan pengawasan kegiatan penjualan perusahaan ini.

F.  Tujuan dan Fungsi Anggaran Penjualan

Tujuan utama dari anggaran penjualan adalah:

1. Mengurangi ketidakpastian dimasa depan.

2. Memasukkan pertimbangan /keputusan manajemen dalam proses perencanaan.

3. Memberikan informasi dalam profit planing control.

4. Untuk mempermudah pengendalian penjualan.

Fungsi dari anggaran penjualan dalam suatu perusahaan dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Anggaran penjualan adalah dasar perencanaan atas kegiatan perusahaan pada umumnya.

2. Anggaran penjualan sebagai alat koordinasi dan mengarahkan setiap pelaksanaan divisi pemasaran.

3. Anggaran penjualan sebagai alat pengorganisasian.

4. Anggaran penjualan sebagai alat pengawasan bagi manajemen.

G.  Cara- Cara Melakukan Penaksiran Penjualan

Untuk menyusun budget penjualan diperlukan penaksiran-penaksiran (forecasting) khususnya penaksiran tentang jumlah produk yang diperkirakan akan mampu dijual beserta harga jualnya, yang masing-masing dikaitkan dengan jenis produk yang akan dijual, dengan waktu serta tempat penjualannya.

Menurut sifatnya cara untuk melakukan penaksiran-penaksiran tersebut dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:

1. Penaksiran yang bersifat kualitatif

Merupakan cara penaksiran yang menitik beratkan pada pendapat seseorang. Cara penaksiran ini mempunyai kelemahan yang menonjol, yaitu bahwa pendapat seseorang seringkali banyak diwarnai oleh hal-hal yang bersifat subyektif dari pada bersifat obyektif. Dengan demikian ketepatan hasil taksirannya menjadi diragukan. Adapun beberapa cara penaksiran yang bersifat kualitatif ini antara lain:

a. Pendapat pimpinan bagian pemasaran

b. Pendapat para petugas penjualan.

c. Pendapat lembaga-lembaga penyalur.

d. Pendapat konsumen.

e. Pendapat para ahli yang dipandang memahami ( konsultan).

2. Penaksiran yang bersifat kuantitatif

Ialah cara penaksiran yang menitik beratkan pada perhitungan-perhitungan angka dengan menggunakan berbagai metode statistika. Cara penaksiran ini juga mempunyai kelemahan yaitu adanya hal-hal yang tidak dapat diukur secara kuantitatif misalnya selera konsumen, kebiasaan konsumen, tingkat pendidikan, dan cara berfikir masyarakat, struktur masyarakat dan sebagainya. Adapun beberapa cara penaksiran yang bersifat kuantitatif antara lain:

  1. Cara yang mendasarkan diri pada data historis dari suatu variabel saja, yaitu variable yang akan ditaksir itu sendiri. Misalnya dengan metode trend bebas, trend setengah rata-rata, trand moment, trend least-square, dan kuadrik.
  2.  Cara yang mendasarkan diri pada data historis dari variabel yang akan ditaksir serta hubungannya dengan data historis dari variabel lain yang diduga mempunyai pengaruh yang cukup kuat terhadap perkembangan variabel yang akan di taksir tersebut. Misalnya dengan metode regresi tunggal dan regresi berganda.
  3. Cara penaksiran yang menggunakan metode-metode statistik yang diterapkan pada berbagai analisa khusus. Misalnya analisa industri, analisa jenis-jenis produk yang dihasilkan perusahaan, dan analisa pemakai akhir dari produk.

Dengan menggunakan berbagai cara penaksiran yang berbeda, akan diperoleh angka taksiran yang berbeda pula. Angka-angka taksiran ini tidak dengan sendirinya menjadi angka yang dimuat dalam budget penjualan melainkan merupakan bahan pertimbangan yang masih akan dibahas lebih lanjut dalam panitia budget.

Sebagai ilustrasi, berikut ini diberikan contoh cara penaksiran yang bersifat kuntitatif (metode trend moment dan metode least square), sehingga mendapat gambaran yang lebih jelas:

1. Metode Trend Moment

Metode trend moment menggunakan cara-cara perhitungan statistika dan matematika tertentu untuk mengetahui fungsi garis lurus sebagai pengganti garis patah-patah yang dibentuk oleh data historis perusahaan. Dengan demikian pengaruh unsur-unsur subyektif dapat dihindarkan.

Prinsip-prinsip pengerjaan metode trend moment adalah sebagai berikut:

a)      Barang tahan lama minimal satu tahun.

b)      Barang yang selalu diperlukan, misalnya sembako.

c)      Kegiatan usaha sudah berjalan minimal dua tahun, digunakan sebagai data penjualan tahun yang lalu.

d)     Jumlah data tahun lalu baik tahun ganjil maupun genap tetap diurut dari 0, 1, 2, 3,…..dst pada kolom x.

Rumus metode trend moment:

  1.                                 I.            Y= a + bx
  2.                              II.            ∑ y= n.a + b.∑ x
  3.                           III.             ∑ xy= a. ∑ x + b. ∑ x2

Contoh soal:

Sebuah perusahaan yang bergerak dalam penyediaan minuman air gallon ingin membuat forecast penjualan minuman air gallon untuk beberapa tahun mendatang didaerah Singkawang, dengan menggambarkan garis trend data penjualan tahun yang lalu adalah sebagai berikut:

Tahun

Penjualan

Y

2005

2006

2007

2008

2009

130.000

145.000

150.000

165.000

170.000

Hitunglah forecast penjualan dengan metode trend moment!

 

Tahun

x

Penjualan

xy

x2

y

2005

2006

2007

2008

2009

0

1

2

3

4

130.000

145.000

150.000

165.000

170.000

0

145.000

300.000

495.000

680.000

0

1

4

9

16

 =SUM(ABOVE) 10

 =SUM(ABOVE) 760.000

 =SUM(ABOVE) \# “0” 1.620.000

30

 

Jawab :

 

  1. ∑ y= n.a + b.∑ x

760.000= 5a + 10b

  1. ∑ xy= a. ∑ x + b. ∑ x2

1.620.000= 10a + 30b

 

Dibuat persamaan menjadi:

 

760.000= 5a + 10b x 2 1.520.000= 10a + 20b

1.620.000= 10a + 30b x 1 1.620.000= 10a + 30b

-100.000= -10b

  • b = 10.000

760.000= 5a + 10b

760.000= 5a + 10 (10.000)

760.000= 5a + 100.000

660.000= 5a

  • a = 132.000


Y= 132.000 + 10.000x

Maka nilai trend tiap tahun sampai tahun 2011 dapat dihitung sebagai berikut:

2005

Y= 132.000 + 10.000 ( 0 ) =

132.000

2006

Y= 132.000 + 10.000 ( 1 ) =

142.000

2007

Y= 132.000 + 10.000 ( 2 ) =

152.000

2008

Y= 132.000 + 10.000 ( 3 ) =

162.000

2009

Y= 132.000 + 10.000 ( 4 ) =

172.000

2010

Y= 132.000 + 10.000 ( 5 ) =

182.000

2011

Y= 132.000 + 10.000 ( 6 ) =

192.000

=SUM(ABOVE) 1.134.000

 

2. Metode Least Square

Sebenarnya metode trend least square hanyalah merupakan penyederhanaan dari metode trend moment dengan cara mengusahakan sedemikian rupa sehingga jumlah parameter X sama dengan nol ( ∑x = 0 ). Oleh karena ∑x = 0, maka rumus tersebut akan menjadi lebih sederhana, yaitu:

  1.           I.            Y= a + bx
  2.        II.            ∑ y= n.a atau a = ∑ yn
  3.     III.            ∑ xy= b. ∑ x2 atau b = ∑ xy/ ∑ x2

Prinsip penyelesaian dengan metode least square:

a)      Barang tahan lama minimal satu tahun.

b)      Barang yang selalu diperlukan, misalnya sembako.

c)      Kegiatan usaha sudah berjalan minimal dua tahun, digunakan sebagai data penjualan tahun yang lalu.

d)     Jika jumlah data tahun yang lalu adalah ganjil, maka pada kolom x ditengahnya adalah nol (0).

e)      Jika jumlah data tahun yang lalu adalah genap, maka pada kolom x ada dua loncatan dua angka baik keatas maupun kebawah.

Misalnya,

2005

2006

2007

2008

-3

-1

1

3

Contoh soal:

Sebuah perusahaan yang bergerak dalam penyediaan minuman air gallon ingin membuat forecast penjualan minuman air gallon untuk beberapa tahun mendatang didaerah Singkawang, dengan menggambarkan garis trend data penjualan tahun yang lalu adalah sebagai berikut:

Tahun

Penjualan

Y

2005

2006

2007

2008

2009

130.000

145.000

150.000

165.000

170.000

  • Hitunglah forecast penjualan dengan metode trend least square!

Jawab:

Tahun

x

Penjualan

xy

x2

y

2005

2006

2007

2008

2009

-2

-1

0

1

2

130.000

145.000

150.000

165.000

170.000

-260.000

-145.000

0

165.000

340.000

4

1

0

1

4

0

 =SUM(ABOVE) 760.000

100.000

10

 

II. ∑ y= n.a atau a = ∑ y/ n

a = 760.000/ 5

a = 152.000

III. ∑ xy= b. ∑ x2 atau b = ∑ xy/ ∑ x2

b = 100.000/ 10

b = 10.000


Y= 152.000 + 10.000x

  • Maka nilai trend tiap tahun sampai tahun 2011 dapat dihitung sebagai berikut:

2005

Y= 152.000 + 10.000 ( -2 ) =

132.000

2006

Y= 152.000 + 10.000 ( -1 ) =

= 760.000

142.000

2007

Y= 152.000 + 10.000 ( 0 ) =

152.000

2008

Y= 152.000 + 10.000 ( 1 ) =

162.000

2009

Y= 152.000 + 10.000 ( 2 ) =

172.000

2010

Y= 152.000 + 10.000 ( 3 ) =

182.000

2011

Y= 152.000 + 10.000 ( 4 ) =

192.000

1.134.000

 

Analisis Matriks Pertumbuhan Pangsa Pasar – BCG

 

Analisis Matriks Pertumbuhan  Pangsa Pasar  – BCG

Disusun Guna Memenuhi mata kuliah Strategi Manajemen

Dosen pengampu Dr. Sabar Narimo, MM, M.Pd

 

Oleh :

TitiK Setiawati

A 210 090 098

 

PENDIDIKAN AKUNTANSI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2013

Analisis Matriks Pangsa Pasar – BCG

  1. Pendahuluan

Perusahaan multibisnis harus mengajukan pertanyaan bagaimana berbagai macam produk dan berbagai unit bisnisnya harus dikelola agar menaikkan keseluruhan kinerja perusahaan. Seberapa banyak waktu dan uang yang harus dianggarkan pada produk dan unit bisnis yang paling baik untuk memastikan bahwa keberhasilan mereka tetap berlanjut. Seberapa banyak waktu dan uang harus dianggarkan dalam mengembangkan produk baru, yang banyak diantaranya belum tentiu sukses.

Salah satu alat bantu yang dalam mengembangkan strategi perusahaan pada perusahaan multibisnis adalah analisa portfolio. Meskipun popularitasnya menurun dalam kurun waktu 1970-1980an dengan lebih dari separo perusahaan bisnis besar yang menggunakannya, sekitar 27% perusahaan Fotune 500 masih menggunakan analisis portfolio dalam perumusan strategi. Analisis portfolio menempatkan kantor pusat perusahaan pada peran sebagai bankir internal. Dalam analisis portfolio, manajemen puncak memandang unit bisnis mereka sebagai erangkaian investasi yang diharapkandapat memberikan hasil yang menguntungkan. Unit-unit bisnis ini membentuk portfolio investasi yang harus disulap manajemen puncak untuk menjamin hasil terbaik dari investasi-investasi perusahaan. Dua konsep pendekatan yang sering digunakan adalah Matrik pertumbuhan pangsa BCG.

Tujuan penulisan makalah ini adalah  untuk mengetahui tentang analisis Matrik Pertumbuhan Pangsa Pasar (MPPP). Dari tujuan ini maka akan dibahas didalamnya tentang:

1)      Pengertian Matrik Pertumbuhan Pangsa Pasar (MPPP)

2)      Tafsir Matrik Pertumbuhan Pangsa Pasar MPPP,

3)      Manfaat Matrik Pertumbuhan Pangsa Pasar (MPPP)

4)      Pengukuran Pertumbuhan Pasar

5)      Pengukuran Pangsa Pasar Relatif,

  1. Pengertian Matrik Pertumbuhan Pangsa Pasar (MPPP)

Matrik pertumbuhan pangsa pasar (MPPP) lahir pada akhir dasawarsa 1960an, diperkenalkan pertama kali oleh Boston Consulting Group (BCG). BCG adalah sebuah perusahaan konsultan manajemen terkemuka di Amerika Serikat, mengembangkan dan mempopulerkan sebuah pendekatan yang dikenal sebagai matriks pertumbuhan pangsa pasar (MPPP). Esensi matriks ini terletak pada usahanya mengetahui posisi pasar perusahaan berdasarkan keragaman usaha yang dimiliki.  MPPP tidak melihat perusahaan sebagai satu kesatuan yang utuh, tetapi berusaha terlebih dahulu melakukan disagregasi menjadi berbagai unit usaha strategik. Dengan demikian posisi pasar yang tergambar disusun sesuai dengan karakteristik pasar yang melekat pada masing-masing unit usaha strategik.

Dalam operasionalnya, MPPP memiliki dua sumbu dan terdiri dari empat sel. Kedua sumbu tersebut adalah sumbu vertikal dan sumbu horizontal. Sumbu vertikal menggambarkan tingkat pertumbuhan pasar (market growth rate) yang merupakan proksi daya tarik industri. Sedangkan sumbu horizontal menggambarkan besarnya pangsa pasar relatif (relative market share) yang dimiliki oleh masing-masing unit usaha strategis. Pangsa pasar relatif dianggap proksi kekuatan perusahaan.

Empat sel yang ada dalam MPPP terbentuk setelah masing-masing sumbu dibagi dalam dua bagian dengan titik pembagi yang telah ditentukan. Akibatnya masing-masing sumbu terbagi dalam dua bagian. Bagian pertama menunjuk pada skala (ukuran) yang rendah, sedangkan bagian yang lain menunjuk pada skala tinggi. Sumbu vertikal yang merupakan representasi tingkat pertumbuhan pasar terbagi menjadi dua bagian, yakni sumbu yang menunjuk pada tingkat pertumbuhan pasar yang rendah, dan sebagian (tidak harus separoh) sumbu menunjuk pada tingkat pertumbuhan yang tinggi. Demikian pula sumbu horizontal, sebagian sumbu horizontal menunjuk pada tingginya pangsa pasar relatif yang dikuasai, sedangkan sebagian yang lain menunjuk pada rendahnya pangsa pasar relatif.

Sel pertama yang terletak disudut kanan atas diberi simbol tanda tanya (?). sel ini terbentuk akibat perpotongan antara sebagian sumbu horizontal berskala rendah dengan sebagian sumbu vertikal berskala tinggi. Sel kedua yang terletak disudut kiri atas diberi simbol bintang (*) sel ini terbentuk karena perpotongan antara sebagian sumbu vertikal dan sebagian sumbu horizontal yang berskala tinggi. Sel ketiga yang terletak disudut kiri bawah diberi simbol rupiah (Rp). Sel ini adalah bidang yang terbentuk akibat perpotongan antara sebagian sumbu vertikal berskala rendah dan sebagian sumbu hirizontal berskala tinggi. Sedangkan sel terakhir yang terletak disudut kanan bawah diberi simbol silang (X). Sel ini adalah bidang yang terbetuk akibat perpotongan antara sebagian sumbu vertikal dan sebagian sumbu horizontal yang berskala rendah.

Jadi,dengan MPPP, manajemen ddharapkan dapat mengetahui dengan cepat dan seksama posisi pasar perusahaan dengan memperhatikan display (gambar) yang ada didalam sel-sel yang berada didalam matrik tersebut.

  1. Tafsir MPPP

Secara tersembunyi MPPP memiliki asumsi bahwa besarnya pangsa pasar relatif yang dikuasai perusahaan berbanding lurus dan memiliki korelasi positif dengan besarnya aliran kas masuk. Anggapan ini ialah mudah terwujud jika perusahaan beroperasi pada pasar yang sedang tumbuh dan disaat yang sama tidak memerlukan biaya investasi dan pemasaran yang besar.

Metode BCG Matrik adalah sebuah perencanaan portofolio model yang dikembangkan oleh Bruce Henderson dari Boston Consulting Group pada tahun 1970 awal. Hal ini didasarkan pada pengamatan bahwa unit bisnis perusahaan dapat diklasifikasikan ke dalam empat kategori berdasarkan kombinasi dari pertumbuhan pasar dan pangsa pasar relatif terhadap pesaing terbesar, maka nama “pertumbuhan-berbagi”. Pasar pertumbuhan berfungsi sebagai proxy untuk daya tarik industri, dan pangsa pasar relatif berfungsi sebagai proxy untuk keunggulan kompetitif. Pertumbuhan-saham matriks sehingga peta posisi unit bisnis dalam dua faktor penentu penting dari profitabilitas.

Kerangka kerja ini mengasumsikan bahwa peningkatan pangsa pasar relatif akan menghasilkan peningkatan generasi kas. Asumsi ini sering benar karena kurva pengalaman; meningkatkan pangsa pasar relatif menyiratkan bahwa perusahaan bergerak maju pada kurva pengalaman relatif terhadap pesaingnya, dengan demikian mengembangkan keunggulan biaya. Asumsi kedua adalah bahwa pasar yang berkembang membutuhkan investasi dalam aktiva untuk meningkatkan kapasitas dan demikian hasil dalam konsumsi kas. Dengan demikian posisi bisnis pada saham-pertumbuhan matriks memberikan indikasi generasi kas dan konsumsi kas.

Henderson beralasan bahwa uang yang diperlukan oleh unit bisnis yang berkembang pesat dapat diperoleh dari unit lain perusahaan bisnis yang pada tahap lebih dewasa dan menghasilkan kas yang signifikan. Dengan investasi untuk menjadi pemimpin pangsa pasar di pasar yang berkembang pesat, unit bisnis bisa bergerak sepanjang kurva pengalaman dan mengembangkan keunggulan biaya. Dari alasan ini, BCG Growth.

Matrik Pertumbuhan Pangsa Pasar

             Masing-masing kotak dalam Matriks pertumbuhan pangsa pasar menunjukkan tipe bisnis yang berbeda-beda :

  1. Tanda Tanya (???/Question marks); Adalah bisnis perusahaan yang bergerak dalam pasar-pasar yang memiliki pertumbuhan tinggi, tetapi pangsa pasarnya relatif rendah. Perusahaan mencoba masuk ke dalam pasar yang telah dikuasai oleh perusahan lain. Pada tipe ini, perusahaan memerlukan uang tunai yang besar karena perusahaan harus menyesuaikan dengan pasar yang pertumbuhannya sangat tinggi dan karena perusahaan tersebut ingin mengambil alih kepemimpinan pasar. Tipe ini disebut tanda tanya karena perusahaan yang bersangkutan harus berpikir keras apakah dia akan tetap menanamkan sahamnya dalam bisnis itu atau tidak.
  2. Bintang (*/Stars); Bisnis bintang merupakan pemimpin pasar dalam sebuah pasar yang pertumbuhannya tinggi. Perusahaan harus mengaktifkan sejumlah besar uangnya untuk mempertahankan diri dalam kondisi laju pertumbuhan pasar dan mengatasi serangan para pesaingnya.
  3. Penghasil Uang Tunai (Rp/Cash Cows); Bila laju pertumbuhan pasar tiap tahun menurun dibawah 10 %, maka bisnis yang tadinya bintang akan berubah menjadi sapi perah jika perusahaan memiliki pangsa pasar relatif besar. Disebut sapi perah, karena menghasilkan uang tunai bagi perusahaan tanpa harus melakukan ekspansi karena laju pertumbuhan pasarnya rendah. Dan karena menguasai pasar, usaha itu menikmati skala ekonomis dan marjin laba yang laba yang lebih tinggi. Pada kondisi ini perusahaan cenderung menggunakan uangnya untuk mendukung bisnis lainnya.
  4. Tipe Yang Lemah (xxx/Dogs); Tipe bisnis semacam ini mempunyai pangsa pasar yang lemah dalam pertumbuhan pasar yang rendah. Pada tipe ini umumnya perusahaan mengalami kerugian, meskipun diberi uang tunai yang banyak. Perusahaan perlu mempertimbangkan apakah perusahaan akan mempertahankannya atau ditutup dengan alasan yang kuat.

Yang mendasari matrik BCG ini adalah konsep kurva pengalaman. Kunci kesuksesan adalah pangsa pasar. Perusahaan dengan pangsa pasar tertinggi akan cenderung memiliki posisi kepemimpinan biaya berdasar skala ekonomis, di antara hal-hal lain. Apabila perusahaan menggunakan kurva pengalaman, perusahaan tersebut seharusnya mampu membuat dan menjual produk-produk baru pada harga yang cukup rendah untuk mengambil lebih dahulu kepemimpinan pangsa pasar (dengan anggapan tidak ada pesaing yang berhasil menirunya). Ketika produk menjad star, produk tersebut memang ditakdirkan sebagai produk yang sangat profitabel karena masa depannya sebagai cash cows tidak dapat dihindarkan.

Setelah menempatkan posisi-posisi lini produk atau unit bisnis perusahaan saat ini, analis dapat memproyeksikan posisi di masa depan, dengan anggapan tidak ada perubahan strategi. manajemen dapat menggunakan matrik yang sekarang dan yang diproyeksikan untuk membantu mengidentifikasi masalah-masalah strategis penting yang dihadapi oleh organisasi. Tujuan dari setiap perusahaan adalah untuk mempertahankan portfolio yang seimbang, yang mengijinkan adanya aliran kas yang cukup dan kemampuan untuk menuai produk-produk jenuh dalam industri yang menurun guna mendukung produk-produk baru pada industri berkembang.

Matrik BCG adalah konsep portfolio yang terkenal dengan beberapa tujuan-tujuan yang jelas. Matrik tersebut mudah dikuantisasi dan mudah digunakan. Cash cows, dogs, nda star merupakan cara penamaan yang mudah untuk mengingat produk atau unit bisnis perusahaan. Namun demikian, matrik BCG tersebut memiliki beberapa keterbatasan :

  • Penggunaan tinggi rendah untuk empat kategori saja terbilang sangat sederhana
  • Kaitan antara pangsa pasar dan profitabilitas tidak selalu kuat. Bisnis dengan pangsa pasar rendah bisa saja menguntungkan dan begitu sebaliknya.
  • Tingkat pertumbuhan adalah satu-satunya aspek daya tarik industri.
  • Matrik ini mempertimbangkan hanya lini produk atau unit bisnis dalam hubungannya dengan pesaing : pemimpin pasar. Matrik ini melewatkan adanya pesaing-pesaing kecil dengan pangsa pasar yang tumbuh dengan cepat.
  • Pangsa pasar adalah satu-satunya aspek dari posisi kompetitif keseluruhan

.

  1. Manfaat MPPP

Alat analisa MPPP cukup bany ak memberi bantuan diantaranya adalah sebagai berikut:

  1. MPPP memberikan display secara sederhana tetapi jelas dan masing-masing unit usaha strategis yang dimiliki perusahaan.
  2. Dapat melakukan analisis aliran kas masuk dan kas keluar.
  3. Merupakan landasan dalam pengambilan keputusan.
  4. Membantu manajemen dalam pengambilan keputusan mengalokasikan sumber daya dan dana.

  1. Pengukuran Pertumbuhan Pasar

Tingkat pertumbuhan pasar, yang diletakkan sebagai sumbu vertikal dalam MPPP, digunakan sebagai satu satunya indikator daya tarik industri yang mencerminkan tinggi rendahnya peluang bisnis yang tersedia. Untuk keperluan tersebut, tingkat pertumbuhan pasar diukur dengan menggunakan data historis dengan melihat tingkat penjualan industri masa lalu.

Semakin tinggi nilai tingkat pertumbuhan pasar yang didapat, semakin tinggi pula peluang bisnis yang ada dipasar. Pada pasar yang tumbuh, besarnya pangsa pasar juga berkaitan langsung dengan laba yang diperoleh. Biaya operasi, khusunya biaya pemasaran, yang menjadi beban perusahaan yang diperlukan dalam merebut bagian pasar, jauh relatif lebih kecil dibanding dengan kemungkinan tambahan penjualan yang didapatkan.

Setelah besarnya tingkat pertumbuhan pangsa pasar dapat diketahui, tingkat berikutnya yang dapat dilakukan adalah penentuan titik pembagi sumbu vertikal MPPP. Titik pembagi tersebut akan membagi sumbu vertikal menjadi dua bagian, yakni bagian yang terletak dibawah titik pembagi dan bagian yang terletak diatas titik pembagi. Bagian yang disebut pertama adalah bagian yang menunjukkan tingkat pertumbuhan pasar yang tinggi. Sedangkan bagian yang disebut belakkangan adalah bagian yang menunjuk pada tingkat pertumbuhan pasar yang rendah.

Kadangkala, titik pembagi tingkat pertumbuhan pasar yang merupakan sumbu vertikal MPPP juga didasarkan pada besarnya target penjualan yang ditetapkan perusahaan. Jika tingkat pertumbuhan pasar yang ditemukan lebih tinggi dibanding dengan targetpenjualan yang ditetapkan maka target penjualan tersebut memiliki peluang yang besar untuk dicapai. Dan sebaliknya, jika tingkat pertumbuhan pasar lebih rendah dibanding dengan target penjualan maka pencapaian target penjualan tersebut memiliki tingkat kesulitan yang tinggi.

  1. Pengukuran Pangsa Pasar Relatif

Pangsa pasar relatif adalah perbandingan antara besarnya volume penjualan yang dikuasai perusahaan tertentu dengan volume penjualan yang dikuasai pesaing utamanya. Dengan demikian, besarnya pangsa pasar relatif berwujud angka mutlak bukan presentase. Jika besarnya pangsa pasarrelatif lebih besar dibanding satu berarti volume penjualan perusahaan lebih besar dibanding volume penjualan pesaing pokok maka perusahaan tersebut dinilai memiliki keunggulan, tidak peduli berapa besarnya pangsa pasar yang dimiliki. Sebaliknya jika pangsa pasar relatif yang dikuasai perusahaan tertentu lebih rendah dibanding satu, perusahaan tersebut ditafsirkan sebagai perusahaan yang lebih lemah dibanding pesaingnya. Tidak peduli berapa besar pangsa pasar yang di kuasai.

Saat ini muncul angka yang lebih besar dibanding satu, misalnya 1,50 (satu setengah). Angka yang disebut terakhir ini dibuat dengan pertimmbangan bahwa hanya jika perusahaan tertentu telah mencapai kinerja yang jauh lebih unggul dibanding dengan pesaing pokoknya, barulah perusahaan tersebut berada pada posisi aman. Hanya jika syarat yang begitu ketat tersebut dipenuhi, barulah perusahaan dapat dinilai sebagai pemimpin pasar yang tangguh.

  1. Implikasi Strategis

Matriks pertumbuhan pangsa pasar disusun dengan menggunakan anggapan bahwa penguasaan pangsa pasar berbanding lurus dengan aliran kas masuk. Di samping itu MPPP juga mengindikasikan perlunya peningkatan investasi untuk mengantisipasi peluang bisnis, yang ditandai oleh tingginya tingkat pertumbuhan pasar.

Strategi pertumbuhan (growth stratey) menjadi pilihan pertama. Tidak tertutup kemungkinan usaha peningkatan pangsa pasar juga dilakukan dengan akuisisi horizontal. Jika unit usaha strategis (U2S) tidak sehat, maka manajemen perlu melakukan penyehatan terlebih dahulu sebelum menerapkan strategi pertumbuhan. Akan tetapi kadangkala perusahaan terpaksa juga memilih strategi keluar dari pasar (divestasi), karena tidak ada indikator yang transparan bahwa usaha peningkatan pangsa pasar akan berhasil dengan baik.

Strategi bisnis untuk U2S yang barada pada sel bersimbol bintang adalah mempertahankan pangsa pasar yang telah dimiliki, karena pangsa  pasar sudah lebih besar dibanding pangsa pasar pesaing pokoknya. Strategi bisnis untuk U2S yang berada pada simbol berlambang rupiah adalah mempertahankan dominasi pasar dan aliran kas masuk yang telah dimiliki. Dan strategi untuk U2S yang terletak pada sel bersimbol tanda silang adalah keluar dari pasar. Hampir tidak ada harapan berkembang, karena pasar tidak tumbuh.

  1. Hirarki dan Dekomposisi Matrik

Matrik BCG biasanya disusun berdasarkan unit usaha strategis yang dimiliki perusahaan. Namun demikian ini tidak berarti bahwa tidak ada dasar penyusunan yang lain  Penggambaran posisi bisnis tidak hanya dan tidak harus selalu berdasarkan unit usaha strategi yang dimiliki. Bisa dilakukan dengan dekomposisi yang lebih jauh berdasarkan wilayah pemasarannya atau berdasarkan hirarki produk yang ada di dalam masing-masing unit usaha strategi.

  1. kesimpulan

Matriks BCG dikenal amat luas. Banyak perusahaan dan konsultan bisnis menggunakan matrik ini sebagai alat bantu analisis. Karena matriks inilah yang dikenal pertama kali dibanding matriks-matriks yang lain.

  1. Kritik Matriks BCG

  1. Kelebihan matriks BCG juga ada kelemahannya, yaitu bagaimana mungkin kompleksitas lingkungan bisnis-makro dan industri hanya diukur oleh satu variabel saja.
  2. Matriks BCG dengan keterkaitan linier antara besarnya pangsa pasar relatif  dan besarnya aliran kas masuk
  3. Lemahnya keterkaitan antara pangsa pasar dan kas masuk juga dapat terjadi jika ditemukan pesaing yang mampu melakukan pembelian bahan mentah dengan harga relatif rendah, tanpa harus dikaitkan dengan penguasaan pangsa pasar yang dimiliki.
  4. Matriks BCG juga dianggap berlebihan dalam memberikan tekanan pada keseimbangan aliran kas antar unit usaha strategis (U2S) yang dimiliki perusahaan.